Sleman (MAN 3 Sleman) – Selasa (17/06/2025) pustakawan MAN 3 Sleman, Ananda Dwiputri, S.IP. dibersamai oleh Kepala Perpustakaan Mayoga, Toni Poerwanti, S.Pd., M.Pd menyambangi Grhatama Pustaka DIY. Tujuan dari keduanya ialah untuk mengikuti Lokakarya Literasi Digital #1 dengan tema “Beretika dan Aman di Era AI: Bijak Berselancar, Cerdas Bermedia”. Peserta yang menghadiri acara dari kalangan masyarakat umum, UMKM sampai dengan pengacara.
Tujuan sekaligus harapan dari kegiatan ini yakni bisa menjadi agen literasi yang bijak dan beretika. Acara dibuka dengan sambutan oleh Kurniawan, S.Sos, SE.Akt, MEc.Dev. Dalam sambutannya beliau menyampaikan perlunya memiliki etika dan bijak dalam menggunakan internet.
“Di zaman sekarang kita perlu kearifan lokal sebagai benteng agar saat berselancar di internet lebih beretika dan bijak. Hal ini dapat dijadikan sebagai landasan karena kita hampir kehilangan sopan santun,” terangnya.
Setelah itu dilanjut pemberian materi dari narasumber yang pertama, yakni A.M Bayhaqi, Founder & CEO BerDigital.com – Relawan MAFINDO. Dengan pokok pembahasan, perkembangan teknologi kini terus berkembang secara masif, menawarkan kemudahan dan praktis. Masyarakatpun semakin nyaman dan percaya, sampai melakukan aktivitas keuangan digital yang berisiko tinggi. Maka diperlukan pemahaman terkait keamanan digital. Caranya adalah dengan mengamankan perangkat digital, mewaspadai penipuan digital, memahami rekam jejak digital, dan memahami keamanan digital bagi anak.
Kemudian tibalah sesi tanya jawab. Banyak peserta bertanya terutama tentang pemanfaatan AI di dunia marketing dan bahayanya. Setelah itu dilanjut pemberian materi dari narasumber yang kedua, yakni Sony Adi Setyawan – Redaktur dan Koordinasi Liputan Surya Media – Relawan MAFINDO.
Sony menjelaskan, AI yang sudah semakin menyentuh realistis, padahal saat ini kita baru di tahap 1 dalam pemanfaatan AI. Penjelasan cara membela diri ketika menjumpai video palsu menggunakan beberapa web pendeteksi seperti deepware atau chatgpt.
Dalam sesi tanya jawab Toni, Kepala Perpustakaan Mayoga mengajukan pertanyaan, “bagaimana menumbuhkan budaya menulis kembali untuk siswa karena sekarang sering menggunakan AI?”
Narasumber lantas menjawab, cara mudah untuk melihat apakah siswa masih mau menulis atau tidak adalah dengan coba tanyakan apakah mereka masih menulis diary atau semacamnya. Atau mungkin mereka suka menggambar tradisional menggunakan pensil, maka masih ada harapan bahwa mereka masih mau menggunakan cara lama dan tidak instan.
“Mau tidak mau AI memang menjadi ancaman terutama bagi pekerja yang gampang digantikan oleh AI. Maka dari itu, pilihlah pekerjaan yangmana AI membantu Anda, bukan yang membasmi Anda. Kita juga harus selalu update mengenai AI,” jelasnya. (tik)