Sleman (MAN 3 Sleman) – Sebagai sarana melestarikan budaya Jawa, MAN 3 Sleman memberikan kesempatan kepada peserta didiknya untuk mengembangkan bakat dan minatnya melalui ekstrakurikuler karawitan. Pada semester ini, karawitan diikuti sekitar 20 siswa dari kelas X dan XI. Kegiatan tersebut dilaksanakan setiap hari Selasa pukul 15.30 – 17.00 WIB di ruang AVA. Proses latihan secara langsung dibimbing oleh Warsito dan Gayatri, guru Bahasa Jawa MAN 3 Sleman.
Melalui ekstrakurikuler ini, siswa dilatih untuk menabuh gamelan dengan beberapa gendhing sederhana, seperti Lancaran Gugur Gunung dan Lancaran Kebo Giro. Gendhing-gendhing tersebut diiringi dengan kendhang, bonang barung, bonang penerus, slenthem, demung, saron, peking, kethuk, kenong, kempul, dan gong. Siswa dapat menggunakan seperangkat gamelan yang terdiri dari laras pelog dan sledro. Ruang AVA juga dilengkapi dengan sound sistem interaktif yang membuat alunan gamelan semakin nyaring dan nyaman didengar.
Karawitan MAN 3 Sleman atau yang kerap disebut Mayoga Laras juga mengembangkan kemampuannya dibeberapa garapan gendhing yang lebih kompleks. Mayoga Laras membawakan Ladrang Nuswantara pelog pathet nem dan Lancaran Eling-eling Banyumasan laras slendro pathet manyura saat mengikuti lomba Festival Gamelan Banyumasan yang diselenggarakan oleh Universitas Jendral Soedirman. Tak hanya itu, Mayoga Laras juga berpartisipasi dalam lomba Karawitan Olimpiade Parawisata #13 Universitas Gadjah Mada dengan membawakan Lelagon Gethuk laras slendro pathet 9.
Menurut Gayatri, para siswa sangat menikmati dan terampil saat menabuh gamelan. “Para siswa mengaku sangat menikmati menabuh gamelan, karena selain sebagai sarana melestarikan budaya Jawa, juga dapat digunakan sebagai sarana refreshing setelah seharian belajar di kelas,” ungkapnya. (gya)