Sleman (MAN 3 Sleman) – Banyak orang berpikiran bahwa belajar bahasa inggris adalah hal yang rumit, susah bahkan membosankan. Namun ketahuilah bahwa belajar bahasa inggris adalah sesuatu yang sangat penting. Apalagi di era globalisasi seperti ini, yang semakin canggih akan teknologi. Maka diperlukan pengetahuan bahkan penguasaan dalam berbahasa inggris.
Di MAN 3 Sleman, belajar bahasa Inggris tidak selamanya rumit dan membosankan, karena di MAN 3 Sleman menginovasikan penerapan pembelajaran bahasa inggris melalui kegiatan outbond. Kegiatan yang bertajuk “Mayoga English Super Camp” ini dilaksanakan, Senin (30/9) di Desa Wisata Pulesari dan diikuti oleh seluruh siswa kelas X (Sepuluh). Kegiatan ini merupakan bentuk kerjasama antara MAN 3 Sleman dengan mahasiswa pendidikan dan sastra inggris Universitas Islam Indonesia (UII).
Mayoga English Super Camp ini sudah dilaksanakan sejak Tahun 2010 dengan konsep Camp, dan bekerja sama dengan berbagai instansi, diantaranya program studi pendidikan dan sastra inggris Universitas Islam Indonesia (UII) dan desa wisata Pulesari, Turi, Sleman. Untuk outbondnya sendiri, MAN 3 Sleman memilih Desa wisata Pulesari karena dianggap bisa memberikan pengalaman dan living value tersendiri bagi siswa. Kegiatan dimulai pukul 07.00 sampai pukul 11.30 WIB dengan sembilan post outbond baik melalui track darat maupun track sungai, yang di setiap post siswa diwajibkan mengerjakan kuis dengan bahasa Inggris.
Konsep camp yang diterapkanpun cukup membuat siswa having fun dalam proses belajarnya, karena difasilitatori oleh tutor yang sudah berpengalaman dan materi disampaikan dengan santai. Kegiatan ini sendiri sudah dimulai sejak hari Senin (23/9) dengan pembelajaran full bahasa inggris di sekolah dan ditutup dengan kegiatan outbond, kunjungan kampus UII dan museum merapi.
Angga Febiyanto, M.Pd guru BK MAN 3 Sleman sekaligus panitia outbond menerangkan Bahwa kegiatan ini sangat penting untuk siswa karena bisa dijadikan pengalaman berharga bagi siswa. “Kegiatan ini sangat bagus, selain untuk menambah skill anak-anak dalam penggunaan bahasa inggris dalam kegiatan sehari-hari juga untuk menambah living value anak-anak, karena di sini anak-anak diwajibkan untuk tinggal di home stay rumah warga dan secara langsung berinteraksi dengan pemilik rumah dan masyarakat” terang Angga. (ang)