Posong, Saksi Abadi Indahnya Kebersamaan Keluarga Besar MAYOGA


Tidak salah memilih Taman Wisata Posong yang berlokasi di Temanggung Jawa Tengah sebagai tempat untuk bercengkerama memupuk kebersamaan bagi guru pegawai MAYOGA dalam kegiatan tadabur alam dan outbond MAYOGA di tahun ini. Posong, menyajikan pesona alam yang luar biasa indahnya. Hamparan hijau tanaman tembakau dan kopi terbentang luas. Begitu juga Gunung Sumbing dan Sindoro yang selalu kokoh berdiri sebagai sebuah mahakarya Ilahi Robbi. Tadabur alam dan outbond guru pegawai MAYOGA kali ini merupakan salah satu rangkaian dalam acara workshop KTSP kurikulum MAYOGA. Acara ini digelar pada Hari Rabu tanggal 10 Juli 2019 dan diikuti oleh seluruh guru dan pegawai MAYOGA yang berjumlah 90 orang.
Dengan mengangkat tema “Membangun Kebersamaa, Meraih Kejayaan” Madrasah Para Juara, maka outbond kali ini dikemas dengan nuansa yang berbeda, dengan tanpa mengurangi tujuan dari pada outbond itu sendiri, yakni refreshing, menguatkan kebersamaan, menjemput, dan menata inspirasi. Kegiatan outbond di penghujung tahun ajaran 2018/2019 menjadi “sesuatu” hal yang sangat istimewa. Istimewa acaranya, istimewa suasananya. Suasana “Haru Biru”, campur aduk, telah mewarnai kegiatan outbond tahun ini, dikarenakan 11 guru terbaik MAYOGA harus mengemban amanah baru untuk pindah tugas ke madrasah yang lain. Sedih dan terluka itu pasti. Namun, semua sudah menjadi ketetapan Allah. Yang tersisa hanyalah harapan dan khusnudzon terbaik, semoga akan menjadi indah pada waktunya.
“Demam Mutasi”, tengah menjadi viral bagi keluarga besar Kementerian Agama DIY. Hingga kemasan outbond Mayoga pun mengangkatnya menjadi tema besar dalam perlombaan merangkai kata “Ungkapan Suara Hati”. Ada 9 peserta dari guru yang mengikuti perlombaan ini. Dan keluar sebagai juara 1 Bapak M. Fauzan Budi Santoso, M.Pd.I (Guru Bahasa Arab), Juara 2 Lailaturrohmah Ma’arif, M.Pd.B.I (Guru Bahasa Inggris), dan Juara 3 Esti Supeni, S.Pd.Kor (Guru Olahraga).
“Flash memory”, menjadi penutup acara sekaligus ajang perpisahan termanis sepanjang sejarah di MAYOGA. Ada gelak tawa, tangis pilu menjadi satu. Semua saling merapatkan tangan untuk menyatukan tekad, pelukan menguatkan, tangis kehilangan, dan memutar kembali foto-foto kebersamaan selama puluhan tahun di MAYOGA. Lyrics lagu “Semua Tentang Kita”, Kemesraan, dan Kapan-Kapan menjadi senandung perpisahan, sekaligus bukti bahwa ukhuwah keluarga besar MAYOGA tidak akan punah hanya karena “Mutasi”. Ukhuwah kuat untuk tetap semangat berkarya memberikan dedikasi terbaik bagi negeri ini. (Humas)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Lainnya
Komentar Terbaru
artikel pengetahuan AI sungguh bermanfaat. Era digital membuka berbagai peluang melalui kemajuan teknologi yang canggih.…
Pendaftaran MAN 3 Sleman belum bisa diakses dari tgl.4 Januari 2024 hingga tgl 8 Januari…
Saya ingin menjadi siswa yang memiliki keseimbangan antara ilmu dan agama maka dari itu saya…