Pisah Sambut dan Pembagian Tugas Mengajar MAN 3 Sleman


Sleman (MAN 3 Sleman) – Jangan dipikirkan berapa banyaknya, namun pikirkan kapan diselesaikan. Kurangi bicara, perbanyak kerja . Demikian pesan awal yang disampaikan Thoha, S.Pd.,M.Pd.Si., waka kurikulum MAN 3 Sleman sebelum memaparkan pembagian tugas mengajar guru pada Tahun Ajaran 2019/2020 di ruang aula, Sabtu ( 13/7 ).

Pembagian tugas mengajar kali ini memiliki permasalahan yang lebih kompleks daripada biasanya karena berkaitan dengan adanya gelombang mutasi guru secara masif. Gelombang mutasi guru Kemenag DIY dikatakan secara masif karena setiap Madrasah Aliyah atau Madrasah Tsanawiyah ada 10 guru atau lebih yang harus mutasi.

MAN 3 Sleman sendiri kedatangan sebanyak 11 guru dan ada 11 guru yang keluar/dipindahkan. Segaimana pesan dari Kakanwil Kementerian Agama DI Yogyakarta yang diberitakan oleh Inmas beberapa waktu lalu bahwa rotasi merupakan keharusan untuk menjaga roda organisasi agar berjalan dengan baik dan tidak mengalami kejenuhan. Siapapun yang dirotasi agar tetap bekerja dengan amanah dan optimal.

Pada acara pisah sambut, Warjo, S.Pd., mewakili 11 guru yang mutasi ke MAN 3 Sleman menyampaikan permisi ’kulo nuwun’ untuk bergabung di MAN 3 Sleman, dan berterima kasih sudah disambut dengan baik, serta mohon bimbingan agar bisa segera menyesuaikan di tempat yang baru.

Sedangkan Hanawati, S.Pd, mewakili 11 guru yang dipindahkan menyampaikan mohon pamit dan meminta maaf jika ada salah dan khilaf serta mohon agar silaturahmi tetap terjalin.

Kepala MAN 3 Sleman, Nur Wahyudin Al Azis, S.Pd. pada saat sambutan mengatakan bahwa sebagai ASN kita harus samina wa atho’na terhadap pimpinan. Posisi ketua dan kepala mempunyai hak yang berbeda, misalnya seorang ketua MPR yang notabene kedudukannya di atas presiden namun tidak bisa memerintahkan perang atau menyatakan perang karena hak prerogatif menyatakan perang adalah di tangan kepala negara. “Oleh karena itu ketika SK mutasi sudah ditandatangani oleh Kepala Kantor maka kita harus menjalankan tugas tersebut, tidak bisa diganggu gugat,” ungkap Wahyudin.

Pembagian tugas mengajar guru serta tugas tambahan yang lain adalah hak prerogatif Kepala Madrasah dan sebagai ASN hendaklah bisa menjalankan dengan amanah. Sebagai pendorong untuk memulai tahun ajaran baru, beliau memberikan semangat dengan mengutip kata-kata dari John Cotton Data bahwa barang siapa berani mengajar, dia tidak boleh berhenti belajar.

Menanggapi para guru yang mendapat SK mutasi dan belum bisa move on dari gelombang mutasi, Pak Aziz menyampaikan bahwa kenyamanan adalah sumber kebahagiaan. Dimanapun ditempatkan, kondisikan, usahakan agar bisa bekerja dengan nyaman. Dengan mencontoh yang dilakukan oleh Dr. Lorain Monroe, salah seorang guru terbaik Amerika yang pernah mengalami masa-masa kurang menyenangkan di sekolahnya, Pak Aziz memberi saran agar mencintai pekerjaan karena jika tidak nyaman dan tidak mencintai pekerjaan akan timbul rasa galau, stres, sakit bahkan bisa melukai fisik , mental, dan bisa melukai orang-orang di sekitar. “Jangan berputus asa, segera bangkit , nikmati pekerjaan, semoga tetap survive , sehingga bisa mendapatkan prestasi baik untuk diri sendiri dan terutama untuk para peserta didik,” pungkasnya. (fit/tnf )

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Lainnya
Komentar Terbaru
artikel pengetahuan AI sungguh bermanfaat. Era digital membuka berbagai peluang melalui kemajuan teknologi yang canggih.…
Pendaftaran MAN 3 Sleman belum bisa diakses dari tgl.4 Januari 2024 hingga tgl 8 Januari…
Saya ingin menjadi siswa yang memiliki keseimbangan antara ilmu dan agama maka dari itu saya…