Presentasi Program Tahfidz di Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY

Yogyakarta (MAYOGA). Bertempat di Ruang Rapat IV lt. 3 Kanwil Kemenag DIY, Selasa (6/9) , diselenggarakan rapat koordinasi (Rakor) program tahfidz Al-Qur’an di madrasah. Rakor dengan tema Mencari Format Program Tahfidz di Madrasah dipimpin langsung oleh Nadhif, S. Ag., MSI., selaku Kasi. Kurikulum dan Evaluasi bidang pendidikan madrasah.

Peserta rakor adalah kepala madrasah RMU, waka kurikulum dan koordinator program tahfidz di madrasah RMU. Dalam sambutannya Nadhif menyampaikan beberapa regulasi yang dikeluarkan kemenag pusat dan kemenag DIY yang dapat menjadi landasan hukum pelaksanaan program tahfidz. Lebih jauh dikatakan “Sejak di-launching dalam acara wisuda tahfid di tahun 2015 hingga kini, Kemenag belum memiliki format dan juknis pelaksanaan program tahfidz di madrasah”. Untuk itulah Nadhif berharap dengan rakor ini lahir format pelaksanaan tahfidz di madrasah, yang pada saatnya nanti bisa diterapkan bersama di madrasah RMU sebagai ajang piloting.

Sebagai gambaran format pelaksanaan program tahfidz Al- Qur’an di madrasah, maka MAN Yogyakarta III (MAYOGA) diberi kesempatan mempresentasikan format tahfidz yang telah dijalankan. Didampingi Kepala Mayoga Nur Wahyudin Al Azis, S.Pd dan Waka Kurikulum Thoha, M.Pd.Si. dalam presentasinya Waka Humas Mayoga, Mucharom, M.S.I. menjelaskan “Di tahun ajaran baru 2016-2017, Mayoga memulai program tahfidz dengan me-launching Gerakan Mayoga Menghafal Al -Qur’an (G-MMQ) pada (9/8) yang menjadi energi positif untuk menggerakkan siswa gemar membaca dan menghafal Al-Qur’an”.

Salah satu regulasi program tahfidz Al-Qur’an di Mayoga, kata Mucharom adalah masuknya program tahfidz Al-Qur’an dalam struktur kurikulum intrakurikuler.

Karena masuk intrakurikuler, maka perlakuannyapun sama dengan pelajaran lainnya. Dengan alokasi 2 jam/minggu/kelas diharapkan target tahfidz plus 1 Juz di tiap jenjang kelas di Mayoga dapat tercapai. Bahkan target hafalan plus 1 juz menjadi syarat wajib kelas X untuk bisa naik kelas XI.

Lebih rinci Mucharom menjelaskan “Untuk mendukung sukses program tahfidz, kini Mayoga mengangkat 2 Haafidz dan 1 Haafidzah sebagai guru inti di kelas dan dibantu 2 guru pendamping dari internal madrasah”.

Turut hadir dalam rakor tersebut RUA Zainal Fanani sebagai narasumber. Selain memberikan informasi tentang pelaksanaan program tahfidz yang sukses dilaksanakan di berbagai pondok pesantren, Zainal Fanani juga menekankan pentingnya komitmen kemenag dan madrasah untuk mengawal dengan serius program tahfidz. (Aby/mtf)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Lainnya
Komentar Terbaru
artikel pengetahuan AI sungguh bermanfaat. Era digital membuka berbagai peluang melalui kemajuan teknologi yang canggih.…
Pendaftaran MAN 3 Sleman belum bisa diakses dari tgl.4 Januari 2024 hingga tgl 8 Januari…
Saya ingin menjadi siswa yang memiliki keseimbangan antara ilmu dan agama maka dari itu saya…